Tuesday, December 12, 2017

Harbolnas

Hari belanja online nasional, seperti black Friday di Amerika, digunakan oleh perusahaan ritel untuk mendorong penjualan. Kami tidak tahu apakah harbolnas menjadi acuan indikator ritel nasional, untuk black friday menjadi indikator di Amerika.



Ketika kami diberitahu oleh teman tentang hari ini, dan memberikan link Web gramedia, jujur saja, kami agak bingung apa yang harus dibeli. Ini karena sebelumnya kami tidak ada rencana dan tidak membuat daftar buku menarik yang akan dibeli.

Hanya setelah membentuk daftar belanja, dan menghitung budget, dan menilai kegunaannya, kami bisa mencari buku yang ingin kami dapatkan. Membaca buku adalah salah satu bentuk berinvestasi, yaitu kita berinvestasi pada diri sendiri. Dan tidak ada yang lebih baik dibanding berinvestasi pada diri sendiri. Karena harta sebanyak apapun akan hilang, tapi semua ilmu yang sudah kita dapatkan akan tetap mengikuti kita.

Beberapa buku telah kami beli sebelumnya, walau hari ini mengalami diskon besar-besaran, tidaklah membuat kami harus menyesali pembelian sebelumnya. Kejadian hari ini membuat kami bisa membeli lebih banyak yang menurut kami nantinya akan berguna.

Jika kita analisa, diskon 50% untuk buku gramedia adalah kejadian 1x dalam 1 tahun. Penurunan harga yang menjadi berkah karena ini membuat kami bisa membeli buku yang sebelumnya sudah kami pantau tapi tidak menarik karena harganya lumayan mahal.

Di saham juga sama. Kita harus mempersiapkan daftar saham kita, sehingga ketika hari membeli tiba, kita tidak kebingungan lagi harus membeli yang mana. Daftar tersebut dibuat berdasarkan kriteria kita sendiri. Jika tidak terlalu paham, bisa dimulai dari saham-saham blue chip dulu. Kemudian dari sisi likuiditas. Bagi kami, daftar yang kami miliki adalah sesuai dengan petunjuk Buffett. Perusahaan yang punya potensi ke depan, punya finansial yang sehat dan dikelola orang jujur. Kita tinggal menunggu hari di mana pasar karena penilaian mereka, mendorong harga turun ke bawah.

Apa yang membuat harga bisa di dorong ke bawah? Jelas tidak mungkin berita baik. Adalah berita buruk yang muncul yang akan mendorong harga terjun karena pandangan subjektif investor. Bahwa berita buruk ini berarti potensi perusahaan ke depan jelek, atau kesehatan finansial perusahaan memburuk, atau manajemen tidak becus mengelola perusahaan.

Tugas kita sebagai investor adalah benar-benar menyelidiki apakah benar demikian. Bukan karena modal dengar sana sini. Karena pandangan tiap orang berbeda. Bahkan orang yang sama pandangan dengan kita atau pandangannya benar bisa salah berinvestasi karena tidak sabar.

Kejadian buruk yang mendorong harga saham jatuh ke bawah harus di pandang sebagai berkah. Kita senang dengan barang diskon, mengapa harus marah ketika harga saham menjadi murah. Bahkan jika kita telah punya, ini adalah kesempatan membeli lebih banyak. Dan kalau kita tidak mau membeli lebih banyak, mengapa harus marah pada orang yang menjual di harga sekarang. Bisa saja mereka butuh uang, atau takut melihat masa depan perusahaan, atau ada rencana lain.

Selama 2 tahun menjalankan value investing, sudah banyak kejadian yang mendorong harga saham turun dan akhirnya ketakutan ini tidak terbukti atau semua akan berlalu. Yang makro ekonomi kita lihat, krisis Amerika 2008, krisis Eropa, yuan China, tapering, brexit, krisis Rusia dan Ukraine, krisis minyak, krisis Korea. Kemudian yang langsung ke sahamnya, misalnya NIM bank, masalah JSMR, masalah ritel, masalah audience share SCMA.

Bahkan jika semua adalah masalah. Tapi manusia juga tidak akan tinggal diam kan? Kita duduk di kursi panas saja akan pindah, apakah manajemen yang sudah dibayar mahal akan rela melihat perusahaannya hancur?

Selalu ingat, kerjakan PR kita dengan memiliki daftar belanja saham, ketika masalah muncul dan mendorong harga turun, periksa masalah tersebut. Jika semua baik-baik saja dan masalah bisa diselesaikan, dimana ini lebih pada ketakutan investor, maka ini adalah peluang.

Tapi satu hal penting, semua masalah perusahaan, tidak akan selesai dalam 1 hari kerja. Kalau benar bisa, harga saham jelas tidak akan turun dalam. Butuh kesabaran tingkat tinggi untuk menunggu semuanya menjadi baik lagi. Ini yang susah bagi sebagian investor. Orang boleh pintar dalam melakukan analisa, tapi jika tidak ada kesabaran, peluang berhasil akan kecil.

Selama proses menunggu, kita harus bagaimana? Jelas, baca buku yang hari ini dibeli.

Thursday, November 23, 2017

Apa Gunanya Integritas?

Dua belas tahun lalu, seorang wanita pergi kuliah di Prancis. Dia harus bekerja sambil kuliah. Dia memperhatikan bahwa sistem transportasi di tempat menggunakan sistem "otomatis", artinya anda beli tiket sesuai dengan tujuan melalui mesin. 

Setiap perhentian kendaraan umum pakai cara "self-service" dan jarang sekali diperiksa petugas. Bahkan periksa insidentil oleh petugas pun hampir tidak ada.

Setelah dia temukan kelemahan sistem ini, dengan kelicikannya dia perhitungkan kemungkinan tertangkap petugas karena tidak beli tiket sangat kecil. Sejak itu, dia selalu naik kendaraan umum dengan tidak membayar tiket. Dia bahkan merasa bangga atas kepintarannya.

Dia juga menghibur dirinya karena dia anggap dirinya adalah murid miskin, dan kalau bisa irit ya irit. Namun, dia tidak sadar dia sedang melakukan kesalahan fatal yg akan mempengaruh karirnya.

Setelah 4 tahun berlalu, dia tamat dari fakultas yg ternama dgn angka yg sangat bagus. Ini membuat dirinya penuh dengan keyakinan. Dia mulai memohon kerja di perusahan yang ternama di Paris dgn pengharapan besar untuk diterima.

Pada mulanya, semua perusahaan menyambut dia dengan hangat. Namun beberapa hari kemudian, semuanya menolak dia untuk bekerja. Kegagalan yang terjadi berulang kali membuat dia sangat marah. Dia mulai menganggap perusahan-perusahan ini rasis, tidak mau terima warga negara asing. Akhirnya, dia memaksa masuk ke departemen tenaga kerja untuk bertemu dengan managernya. 

Dia ingin tahu alasan apa perusahan menolak bekerja.Ternyata, penjelasannya diluar sangkaan dia. Berikutnya adalah dialog antara mereka.

Manager: Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkanmu. Pada saat anda mohon bekerja di perusahaan, kami terkesan dgn pendidikan dan pencapaian anda. Sesungguhnya, berdasarkan kemampuan, anda sebenarnya pekerja yg kami cari-cari.

Wanita : Kalau begitu, kenapa perusahan tidak terima aku bekerja?

Manager : Karena kami periksa sejarahmu, ternyata anda pernah tiga kali kena sanksi tidak membayar tiket saat naik kendaraan umum.

Wanita: Aku mengakuinya, tapi masa karena perkara kecil ini perusahan menolak pekerja yg mahir dan yang tulisannya sudah banyak terbit di majalah?

Manager: Perkara kecil? Kami tidak anggap ini perkara kecil. Kami perhatikan pertama kali anda melanggar hukum terjadi di minggu pertama anda masuk di negara ini. Petugas percaya dgn penjelasan bahwa anda masih belum mengerti sistem pembayaran. Anda diampuni, tapi anda tertangkap dua kali lagi setelah kejadian tersebut.

Wanita: Oh waktu itu karena tidak ada uang kecil.

Manager: Tidak, tidak. Kami tidak bisa terima penjelasan anda. Jangan anggap kami bodoh. Kami yakin anda telah melakukan penipuan ratusan kali sebelum tertangkap.

Wanita : Itu bukan kesalahan mematikan kan? 
Kenapa harus begitu serius? Lain kali saya berubah kan masih bisa.

Manager : Kami tidak menganggap demikian.
Perbuatan anda membuktikan dua hal:

1. Anda tidak mengikuti peraturan yang ada
Anda pintar mencari kelemahan dalam peraturan dan memanfaatkan demi kepentingan anda sendiri.

2. Anda tidak bisa dipercaya
Banyak pekerjaan di perusahan kami tergantung pada kepercayaan. Jika anda diberikan tanggung jawab atas penjualan di sebuah wilayah, maka anda akan diberikan kuasa yang besar.

Demi ongkos, kami tidak sanggup memakai sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaanmu. 
Perusahan kami mirip dengan sistem transportasi di negeri ini. Oleh sebab itu, kami tidak bisa pakai anda.

Saya berani katakan, di negara kami bahkan seluruh Eropa, tidak ada perusahan yg mau pakai anda. KARENA ANDA TIDAK BISA DIPERCAYA!!!

Pada saat itu, wanita ini seperti bangun dari mimpinya dan sangat menyesal. Perkataan manager yg terakhir membuat hatinya gentar.
Moral dan etika bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran. 

Tetapi IQ atau kepintaran bagaimanapun tidak akan bisa menolong etika yg buruk.

Tambahan dari pengalaman pribadi:
Teringat dulu ketika melamar kerja, yang ditanya oleh calon atasan saya saat itu adalah: coba sebut alasan kenapa saya akan memperkerjakan kamu?
Waktu itu saya menjawab: saya adalah orang yang bisa dipercaya. Kejujuran adalah nomer satu bagiku. Walaupun ada hal2 jelek yang terjadi, saya akan tetap mengatakan pada anda apa adanya. Terserah anda akan jadi tersinggung atau marah, yang jelas saya akan kerja dengan jujur. Silakan anda pilih. Mau jawaban jujur yang menyakitkan atau kebohongan asal boss senang yang ingin anda dengar? Berkat jawaban tersebut, saya langsung disuruh masuk kerja segera.

Jagalah kepercayaan dari orang lain. Jangan pernah berpikir kalau berbohong maka tidak akan ketahuan. Orang yang mengetahui anda bohong tidak akan pernah mengklarifikasi kebohongan anda. Namun yang jelas orang itu tidak akan percaya lagi pada anda. 

Hidup menjaga kepercayaan yang diberikan akan menjamin rezeki seumur hidup. Dari  atasan, beliau akan memberikan proyek besar untuk anda. Dari teman dan keluarga, mereka akan selalu siap membantu anda. Dari customer, mereka akan memberikan referensi kenalan mereka.

Yok, mari hidup dengan menjaga kepercayaan dari orang lain 😘

Sumber: group Sales TOP

Friday, September 8, 2017

Kisah Pegawai Bergaji Kecil di Jakarta yang Kini Berharta Rp 2,5 Triliun

Lo Kheng Hong (lahir di Jakarta, 20 Februari 1959) adalah seorang investor value Indonesia jenis individu, dia memiliki kekayaan sekitar Rp2,5 triliun yang ditempatkan pada saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Lo Keng Hong semasa kecil merasakan kehidupan yang susah. Rumahnya di Jakarta sempit, hanya selebar empat meter.

Bebas finansial. Nampaknya itulah kata yang tepat untuk menggambarkan seorang Lo Kheng Hong, investor saham yang kerap disebut-sebut sebagai Warren Buffet-nya Indonesia. Kini 24 tahun sudah ia menjadi seorang investor saham, tak terpikir sedikitpun olehnya untuk berhenti menjadi investor saham. Kisah keberhasilannya sebagai investor saham itu, tentu bisa menjadi pembelajaran bagi orang lain yang ingin berinvestasi di saham.

Menjadi investor saham itu begitu nikmat dan mengasyikkan. Seorang investor saham itu bisa kaya, meskipun dia tidur saja, karena dia punya perusahaan publik yang harga sahamnya selalu meningkat dan menghasilkan laba besar.

Setiap hari, saya cukup duduk di taman di rumah saya dan melakukan 3 hal yang saya sebut sebagai RTI, yaitu reading, thinking, dan investing. Saya membaca 4 koran yang datang ke rumah saya setiap hari, laporan keuangan perusahaan dan data statistik pasar modal. Saya tidak perlu berjuang dengan kemacetan setiap hari.

Saya juga sudah merasakan tinggal di 5 benua. Saya gunakan sedikit uang yang saya dapatkan dari investasi di Bursa Efek Indonesia untuk berkeliling dunia. Setidaknya 2 kali dalam setahun saya bepergian ke luar negeri. Jika saya ingin berjalan-jalan atau merasakan tinggal di negara lain, misalnya di New York atau London, saya tinggal pergi ke sana dan tinggal beberapa lama di sana. Kadang saya tinggal di negara lain selama 2 minggu – 1 bulan. Biasanya saya bepergian bersama istri dan anak-anak saya. Di sana kami tinggal di hotel saja, lalu jalan-jalan. Saya orang yang bebas, tidak punya bos dan tidak punya karyawan.

Menurut Kheng Hong – demikian ia biasa disapa, ada 5 hal yang tidak dimilikinya, yaitu ia tidak punya kantor, tidak punya pelanggan sebagaimana para pebisnis atau marketing perusahaan, tidak punya karyawan, tidak punya bos, dan tidak punya utang satu rupiah pun. Semua properti miliknya pun ia beli secara tunai, dan bukan dengan kredit pemilikan rumah (KPR).

Saya hanya punya 1 supir, 2 pembantu dan 1 penjaga vila. Tapi saya tidak punya sekretaris. Saya mengkliping dan mem-filing sendiri artikel-artikel tentang pasar modal dari koran setiap hari. Semuanya saya simpan berdasarkan nama perusahaannya sesuai urutan alfabet dari A-Z. Saya juga menge-print keterbukaan informasi itu, lalu saya file berdasarkan nama perusahaannya.

Kheng Hong terlahir sebagai sulung dari 3 bersaudara di keluarga yang sederhana. Ia bahkan langsung bekerja selulus SMA dan baru melanjutkan kuliah ke jurusan Sastra Inggris di Universitas Nasional, Jakarta setelah bekerja.

Tahun 1979 saya mulai kuliah malam sambil tetap bekerja sebagai pegawai tata usaha di PT Overseas Express Bank (OEB). Saya ingat dulu uang pangkal saat masuk universitas itu hanya Rp 50 ribu, dan uang kuliahnya hanya Rp 10 ribu.

Tahun 1989 adalah saat saya mulai menjadi investor saham. Ketika itu usia saya sudah tidak muda lagi, 30 tahun, berbeda dengan Warren Buffett yang pertama kali membeli saham pada usia 11 tahun. Selama 11 tahun saya bekerja di OEB, namun jabatan saya tidak kunjung naik karena bank tersebut tidak melakukan ekspansi usaha. Karena jabatan saya hanya sebagai pegawai tata usaha, maka gajinya pun kecil. Dan, modal saya berinvestasi saham pun hanya dari gaji.

Namun, saya adalah orang yang selalu hidup hemat, uang yang saya punya saya belikan saham. Mungkin orang lain jika dapat uang akan dikonsumsi, atau ditaruh di deposito. Kebanyakan orang uangnya dikonsumsi, misalnya dibelikan mobil. Sementara, saya adalah orang yang paling anti membeli mobil, karena nilainya turun. Sampai sekarang saya masih pakai mobil yang sudah berusia 10 tahun.

Saya mengambil keputusan untuk berinvestasi di saham karena adanya potensi capital gain yang besar. Saat itu ada saham yang ketika IPO (initial public offering) harganya Rp 7.250, tidak lama kemudian menjadi Rp 35.000. Capital gain-nya hampir 400 persen. Tentu saja, itu membuat saya tetarik untuk ikut membeli saham. Di awal-awal berinvestasi saham, saya beli saham saat IPO, hanya sedikit, misalnya Rp 10 juta saja, hanya dapat beberapa lot. Dari sedikit lama-lama jadi banyak.

Saham yang pertama kali saya beli adalah saham PT Gajah Surya Multi Finance saat IPO. Saya mengantre panjang di Gedung BDNI, Hayam Wuruk. Tetapi, waktu listing harganya turun, dan saya terpaksa menjualnya di harga lebih rendah dan mengalami kerugian. Namun, itu tidak membuat saya kapok. Saya lalu mempelajari investasi saham secara otodidak dengan membaca buku-buku tentang investasi Warren Buffett, karena dialah yang sudah terbukti mendapatkan uang terbanyak dari investasi saham. Ada 40 buku Warren Buffett yang saya miliki di rumah. Ada yang sudah saya baca 3 kali dan 4 kali. Saya ulang-ulang agar lebih mendalami isinya.

Di tahun 1990, saya pindah ke Bank Ekonomi di bagian pemasaran, dan setahun kemudian saya menjadi kepala cabang. Tahun 1996, setelah bekerja selama 17 tahun, saya akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja di bank dan berkonsentrasi penuh menjadi seorang investor saham. Saya berani melepaskan pekerjaan saya karena telah mendapatkan keuntungan yang cukup lumayan, serta telah memiliki pengalaman berinvestasi di bursa saham selama 7 tahun.

Uang saya seluruhnya saya belikan saham karena saham memberikan keuntungan yang terbesar dibandingkan investasi yang lain. Saya belum pernah membeli obligasi karena obligasi memberikan return yang kecil. Saya juga tidak menaruh uang saya di reksadana, karena menaruh uang di reksadana artinya uang kita dikelola oleh orang lain. Bagaimana jika manajer investasinya tidak jujur dan tidak kompeten? Uang kita bisa habis semua. Contohnya sudah banyak.

Saya juga tidak pernah membeli emas, karena emas tidak produktif. Jika kita simpan emas 1 kg, maka 10 tahun lagi tetap 1 kg. Dan saya juga tidak membeli dolar. Orang yang menyimpan dolar umumnya mengharapkan hal yang buruk terjadi, krisis ekonomi, negara tidak stabil, agar rupiah melemah dan dia memperoleh keuntungan. Berbeda dengan orang yang membeli saham, ia akan selalu mengharapkan yang baik yang terjadi, seperti negara aman, ekonomi bertumbuh, dan daya beli meningkat agar harga sahamnya pun ikut meningkat.

Saya juga tidak menaruh uang dalam jumlah besar di rekening bank. Hanya secukupnya saja. Buat apa kita taruh uang di bank? Rugi, karena bunganya kecil. Orang yang menaruh uangnya di bank, misalnya di deposito, dengan bunga kecil, dan inflasi yang begitu besar, dia sebetulnya sedang membuat dirinya miskin secara pelan-pelan.

Padahal bursa efek Indonesia selama 11 tahun ini naik secara luar biasa. Sejak peristiwa bom di Bali tahun 2002, IHSG naik dari 330 menjadi 5251 pada Mei 2013. Ada saham yang naik hingga 10 ribu persen lebih. Pernah saya membeli saham perusahaan Petrokimia dengan harga Rp 200, dan pada tahun 2008 turun jadi Rp 60. Tetapi saya tidak jual, bahkan saya membeli lebih banyak di harga murah, akhirnya saham itu berbalik naik menjadi Rp 600 dan saya menjualnya.

Dalam salah satu event Investor Summit yang digelar oleh Bursa Efek Indonesia, Kheng Hong mengatakan, seorang investor saham itu harus seperti seorang atlet yang nafasnya panjang dan kuat bertanding untuk waktu yang lama. Dengan kata lain, seorang investor saham itu harus kuat dalam hal permodalan. Karena itulah uang untuk berinvestasi di saham tidak boleh uang yang berasal dari utang dan bukan uang keperluan sehari-hari. Kheng Hong juga dikabarkan sempat mengalami kerugian cukup besar hingga uangnya tinggal 15% saat terjadi krisis 1997-1998. Namun, ia tetap membeli saham dengan uang tersebut dan posisi yang rugi kemudian berbalik menjadi untung. Ia bahkan berhasil meningkatkan asetnya di saham hingga 150 ribu sejak 1998 sampai 2013.

Saya adalah seorang Value Investor. Pekerjaan saya setiap hari adalah mencari perusahaan yang ‘salah harga’ di bursa. Strategi investasi saya adalah membeli saham perusahaan yang bagus dan murah, kemudian saya simpan, menunggu dengan sabar, sampai suatu hari pasar sadar bahwa harga saham itu terlalu murah dan kembali naik ke harga wajarnya, dari sinilah saya mendapatkan keuntungan. Mungkin di atas 90% investor saham tidak tahu apa yang mereka beli. Mereka seperti membeli kucing dalam karung.

Untuk mengetahui perusahaan mana yang ’salah harga’ tersebut, salah satu caranya adalah dengan membandingkan berapa nilai pasar perusahaan itu dan berapa laba bersih perusahaan itu. Sebagai contoh, pada tahun 2005 saya membeli saham PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI), perusahaan ternak ayam terbesar kedua di Indonesia seharga Rp 250. Saya mendapatkan sekitar 6 juta saham MBAI atau sekitar 8,28 % dari total saham MBAI yang beredar di pasar. Jumlah saham MBAI yang beredar di 2006 mencapai 75 juta lembar. Jadi, nilai perusahaannya adalah Rp 250 dikali 75 juta lembar, yaitu Rp 18,75 miliar, padahal labanya Rp 106 miliar. Ada yang tahu tidak? Tidak ada. Jadi tidak ada yang beli. Setelah saya simpan selama 6 tahun, harganya naik menjadi Rp 31.500 dan saya menjualnya di 2011. Saya memperoleh untung 12.500%.

Saya juga pernah memiliki 850 juta lembar saham PT Panin Financial Tbk (berkode PNLF). Saya membelinya di harga Rp 100 dan 1,5 tahun kemudian saya menjualnya di harga Rp 260. Setelah itu, harganya masih naik lagi ke Rp 300.

Properti saya yang pertama, yaitu rumah yang saya tinggali di Green Garden pun merupakan hasil dari investasi saham. Saya membelinya pada Januari 1994, karena di akhir 1993 itu saya dapat uang dari bursa saham yang cukup untuk membeli rumah. Saat itu saya dapat untung dari penjualan saham PT Rig Tenders Indonesia Tbk (RIGS), perusahaan pelayaran. Di tahun 1993, saya beli saham RIGS di Rp 800. Tidak sampai setahun, harga saham itu langsung naik, dan saya jual di Rp 1.350. Dulu saham itu likuid. karena saat itu pasar modal memang sedang booming. Waktu itu saham saya hanya itu saja, karena uang saya saat itu tidak banyak. Jadi, biasanya saya beli saham hanya dari satu emiten saja.

Kini saya telah memiliki rumah tinggal, sebuah apartemen di Pantai Mutiara dan sebuah vila di Cisarua. Semuanya untuk saya tinggali, bukan untuk disewakan. Bagi saya, menjadi seorang investor saham itu sudah lebih dari cukup, tidak perlu menyewakan properti untuk mendapat income.

Sebuah artikel di salah satu majalah ekonomi nasional menyebutkan bahwa nilai pasar saham yang dimiliki Lo Kheng Hong kini mencapai Rp 2,5 triliun. Kheng Hong memang tidak meng-iya-kan saat kebenaran angka tersebut dikonfirmasikan kepadanya. Namun dalam salah satu artikel lainnya disebutkan pula bahwa saat tengah memberikan kuliah umum di Prasetya Mulya dan ada mahasiswa yang menanyakan berapa banyak kekayaanya, Kheng Hong menjawab dengan diplomatis bahwa dividen saham yang diterimanya di tahun 2011 telah mampu mencukupi kebutuhannya seumur hidup.

Selain itu, ketika diminta memperbandingkan besaran aset properti yang ia miliki dengan total asetnya, ia pun memperkirakan bahwa total persentase aset propertinya yang terdiri dari rumah tinggal, sebuah vila dan sebuah apartemen itu hanya sekitar 1 % dari total portofolio investasinya.

Sudah 20 Tahun ini saya tidak membeli saham saat IPO. Saya hanya membeli saham yang telah diperdagangkan di bursa. Saat ini, saya banyak membeli saham perusahaan tambang batubara, karena harganya sudah jatuh banyak sekali dan sangat murah. Saat ini saya memiliki saham dari sekitar 20 emiten, dan salah satunya adalah saham PT Petrosea Tbk yang saat ini kepemilikannya telah mencapai sekitar 9 %.

Saya tidak memiliki target investasi. Berinvestasi di bursa efek tidak bisa ditargetkan, karena kita tidak bisa tahu dengan pasti, apa yang akan terjadi di masa depan. Hari esok itu misteri. Nasehat saya bagi orang-orang yang baru mulai berinvestasi ialah jangan pernah membeli saham sebelum membaca annual report-nya, karena dengan membaca annual report kita bisa mengetahui bidang usahanya, labanya, keuangannya, pemiliknya, serta direktur dan komisarisnya, agar kita tahu apa yang kita beli dan tidak membeli kucing dalam karung.

Tuhan itu Maha Pengampun, tetapi bursa saham tidak kenal belas kasihan. Bursa Saham tidak pernah memberi ampun kepada orang yang tidak tahu apa yang ia beli.

Kini Kheng Hong terus berusaha membagikan ilmunya dalam rangka menumbuhkan kesadaran banyak orang untuk berinvestasi. Ia seringkalisharing dengan anak-anak, saudara, teman, dan juga para mahasiswa dengan memberi kuliah umum di berbagai universitas, serta kepada para profesional di berbagai perusahaan publik tentang manfaat berinvestasi di bursa saham. Saudara dan kedua anak Kheng Hong pun telah turut berinvestasi di saham. Anak bungsunya bahkan telah mulai membeli saham sejak masih berusia 9 tahun.

Cara Lo Kheng Hong Bermain Saham:

  • Tiap hari mencermati berita tentang emiten dan tren pasar modal
  • Memburu saham yang ‘salah harga’ di pasar
  • Mencermati laporan tahunan perusahaan yang sahamnya akan dibeli
  • Tidak menetapkah target berapa lama saham harus dipegang
Rata-rata return investasi Lo Kheng Hong: ± 63% per tahun, return yang pernah diraih dari beberapa saham :

  • PT Multibreeder Adirama Indonesia Tbk (MBAI) dari Rp 250 menjadi Rp 31500 selama 6 tahun (2005-2011) dengan kenaikan 12500%
  • PT Panin Financial Tbk (PNLF) dari Rp 100 menjadi Rp 260 selama 1,5 tahun kenaikan sebesar 160%
  • PT Rig Tenders Indonesia Tbk (RIGS) dari Rp 800 menjadi Rp 1350 < 1 tahun (1993) naik 68,75%

Aidil Akbar Madjid, Chairman IARFC (International Association of Registered Financial Consultants) Indonesia dan Founder Akbar’s Fianancial Check Up (AFC) Financial mengatakan, sebenarnya setiap orang bisa menjadi seperti seorang Lo Kheng Hong jika mengikuti pola yang sama. Namun, jelas bahwa tidak semua orang memiliki ‘disiplin’ seperti apa yang diterapkan Lo Kheng Hong tersebut. “Dan untuk dapat hasil hingga triliunan tersebut, jelas dibutuhkan modal besar,” kata Aidil.

Menurutnya, keuntungan besar dari saham itu memang mungkin didapatkan jika seorang investor masuk ke pasar dengan dana yang cukup besar ketika terjadi krisis di tahun 1997-1998 dan terus berinvestasi hingga sekarang. “Di 1997-1998 IHSG turun sampai 700, dan sekarang sudah ke 4.300-an,” ujarnya.

Secara umum, harga saham emiten besar yang sudah punya nama, memiliki fundamental yang baik dan terbilang bluechip memang disebut-sebut memiliki potensi kenaikan rata-rata 20-25 % per tahun. Namun kenyataannya, harga saham yang sudah ‘mature’ itu kenaikannya tidak lagi terlalu banyak. “Bahkan terkadang dalam 5 tahun harganya kembali lagi ke harga awal,” ujarnya.

Diakui Aidil, berinvestasi saham memang sebaiknya dilakukan untuk jangka panjang, dan sebaiknya investor memilih saham-saham yang memiliki potensi dan fundamental yang bagus. Namun, saham seperti ini biasanya namanya memang belum ’terdengar’ dan tidak termasuk kategori bluechip. Dan, itu berarti saham tersebut juga memiliki risiko yang lebih tinggi daripada saham-saham bluechip. “Perlu diingat, berapa banyak perusahaan yang harga sahamnya bisa naik secara signifikan? Multibreeder itu hanya 1 dari sekian banyak perusahaan yang melantai di bursa. Intinya keuntungan sebesar itu bisa didapatkan, tapi tergantung tipe investornya, tergantung berapa modalnya, tergantung analisa fundamental dan teknikalnya dan juga tergantung keberuntungannya,” ujarnya. 



SWA - Galaberita

Tuesday, August 8, 2017

10 Kalimat Bijak Confucius

10 Kalimat Bijak Confucius Ini Akan Menguatkanmu Saat Merasa Sendirian
Kebijaksanaan dari masa lalu ini menguatkanku

Ada anggapan yang bilang kalau mencari keberanian, bergaulah dengan anak muda. Tetapi kalau kita mencari kebijaksanaan dan ketenangan, berbicaralah pada yang tua. Anggapan tersebut sepertinya relevan ketika kita membuka petuah-petuah dari Confucius. Confucius adalah pengajar sekaligus filsuf yang terkenal di Tiongkok.

Kata-kata Confucius begitu menyejukkan hati. Berikut 10 kalimat bijak Confucius yang akan menguatkanmu saat merasa sedih dan lemah.

1. “Our greatest glory is not in never falling, but in rising everytime we fall.”
Orang yang tidak pernah terjatuh bukanlah orang yang kuat. Orang yang kuat malah orang yang selalu bangkit setiap kali kita terjatuh.

2. “Everything has a beauty, but not everyone sees it.”
Setiap sesuatu di dunia tidak ada yang diciptakan sia-sia. Selalu ada hikmah di balik sebuah peristiwa. Hanya saja kita butuh kesadaran lebih untuk dapat melihatnya.

3. “A man who has committed a mistake and doesn’t correct it is committing another mistake.”
Seseorang pasti pernah melakukan kesalahan. Hanya saja bila kita membiarkannya, kita melakukan kesalahan kedua. Membiarkan kesalahan adalah sebuah kesalahan.

4. “It is better to light one small candle than to curse darkness.”
Tidak ada gunanya menyesali hal buruk yang terjadi. Lebih baik kita melakukan sesuatu untuk mengatasinya, sekecil apapun itu. Daripada mengumpat kegelapan, lebih baik kita menghidupkan sebuah lilin kecil yang bisa menerangi.

5. “Life is really simple, but men insist on makin it complicated.”
Hidup sangatlah sederhana, begitu pula sebuah masalah. Bila masalah tidak kunjung selesai, jangan-jangan yang membuat rumit adalah kita sendiri.

6. “He or she who conquer himself is the mightiest warrior.”
Orang yang kuat bukanlah orang yang bisa mengalahkan banyak orang. Orang terkuat adalah yang bisa megalahkan dan menguasai dirinya sendiri.

7. “To be wronged is nothing unless you continue to remember it.”
Disalahkan atau dituduh sesuatu bukanlah sebuah masalah. Menjadi masalah ketika kita terus mengingatnya menjadi sebuah dendam yang menggerogoti hati dan membuang waktu kita.

8. “Sincerity and truth are the basis of every virtue.”
Kejujuran dan kebenaran adalah pondasi datangnya berkah atau keberuntungan. Bila hatimu tidak tenang, mungkin kamu melupakan mereka.

9. “A man who does not think and plan long ahead will find trouble right at his door.”
Sebelum tergesa-gesa memperbaiki kesalahan, lebih baik kita berpikir secara cermat penyelesaiannya. Jangan sampai muncul masalah baru karena pertimbangan yang tidak matang.

10. “The gem cannot be polished without friction nor man without trials.”
Permata memerlukan gesekan untuk dapat memolesnya hingga jadi berkilau. Begitu juga manusia. Tak ada manusia yang luar biasa tanpa melewati cobaan. Cobaan berat adalah sarana agar kita bisa mengembangkan diri lebih baik lagi.

Saat kita menghadapi masalah, masalah tersebut dapat membuat kita lemah dan terjatuh. Namun kalau kita menetapkan hati dan berpikir cara menyelesaikannya, kita pasti bisa mengatasinya. Saat kita sudah mengatasi masalah tersebut, kita terlahir lagi sebagai pribadi yang tangguh.

Jadi jangan mudah menyerah ya teman2.

https://life.idntimes.com/inspiration/fajarnurmanto/10-kalimat-bijak-confucius-ini-akan-menguatkanmu-saat-merasa-sedih-dan-lemah

Attitude adalah Segalanya

Dua belas tahun lalu, seorang wanita pergi kuliah di Prancis. 
Dia perhatikan bahwa sistem transportasi di sana menggunakan sistem otomatis, artinya anda beli tiket sesuai dengan tujuan melalui mesin. 
Setiap perhentian kendaraan umum pakai cara "self-service" dan jarang sekali diperiksa petugas. Bahkan pemeriksa insidentil oleh petugas pun hampir tidak ada.

Akhirnya lama kelamaan dia temukan kelemahan sistem ini, dan dengan kelihaiannya dia bisa naik transportasi umum tanpa harus beli tiket dan dia perhitungkan kemungkinan tertangkap petugas karena tidak beli tiket sangat kecil. Sejak itu, dia selalu naik kendaraan umum dengan tidak membayar tiket. Dia bahkan merasa bangga atas kepintarannya tersebut

Dia berpendapat dalam hati karena dia anggap dirinya adalah murid miskin, dan kalo bisa irit ya irit. Namun, dia tidak sadar dia sedang melakukan kesalahan fatal yang akan mempengaruhi karirnya kelak.

4 tahun berlalu, dan dia tamat dari fakultas yang ternama dengan angka yang sangat bagus. Hal ini membuat dirinya penuh percaya diri. Lalu dia mulai mengajukan aplikasi kerja di beberapa perusahan ternama di Paris, dengan pengharapan besar untuk diterima. Pada mulanya, semua perusahan ini menyambut dia dengan hangat. Tapi berapa hari kemudian, semuanya menolaknya dengan berbagai alasan.

Hal ini terus terjadi berulang kali sampai membuat dia merasa tidak terima dan sangat marah. Bahkan dia mulai menganggap perusahan-perusahan ini rasis, karena tidak mau menerima warga negara asing. Akhirnya, karena penasaran dia memaksa masuk ke departemen tenaga kerja untuk bertemu dengan managernya. Dia ingin tahu alasan apa perusahan-perusahaan tersebut menolaknya. Ternyata, penjelasan yg didapat diluar perkiraannya...

Berikut adalah dialog mereka...

Manager: Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkan anda. Pada saat anda mengajukan aplikasi pekerjaan di perusahan, kami sangat terkesan dengan nilai akademis dan pencapaian anda. Sesungguhnya, berdasarkan kemampuan, anda sebenarnya adalah golongan pekerja yang kami cari-cari.

Wanita: Kalau begitu, kenapa perusahan-perusahaan tersebut tidak menerima saya bekerja?

Manager: Jadi begini, setelah kami memeriksa di database, kami menemukan data bahwa nona pernah tiga kali kena sanksi tidak membayar tiket saat naik kendaraan umum.

Wanita: (Kaget) Ya saya mengakuinya, tapi apakah karena perkara kecil tersebut perusahan menolak saya?

Manager: Perkara kecil ?!? Kami tidak anggap ini perkara kecil, nona. 
Kami perhatikan pertama kali anda melanggar hukum terjadi di minggu pertama anda masuk di negara ini. Saat itu petugas percaya dengan penjelasan bahwa anda masih belum mengerti sistem transportasi umum disini. Kesalahan tersebut diampuni. Namun anda tertangkap 2x lagi setelah itu.

Wanita: Ohh waktu itu karena tidak ada uang kecil saja.

Manager: Tidak, tidak. Kami tidak bisa terima penjelasan anda. Jangan anggap kami bodoh ! Kami yakin anda telah melakukan penipuan ratusan kali sebelum tertangkap.

Wanita: Well, tapi itu bukan kesalahan mematikan bukan? Kenapa harus begitu serius? Lain kali saya berubah kan masih bisa?

Manager: Saya tidak anggap demikian, nona!. Perbuatan anda membuktikan dua hal:

1. Anda tidak mau mengikuti peraturan yg ada
Anda pintar mencari kelemahan dalam peraturan dan memanfaatkan untuk diri sendiri.

2. Anda tidak bisa dipercaya !

Nona, banyak pekerjaan di perusahan kami bergantung pada kepercayaan. Jika anda diberikan tanggungjawab atas penjualan di sebuah wilayah, maka anda akan diberikan kuasa yg besar. Karena efisiensi biaya, kami tidak akan memakai sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaanmu. Perusahan kami mirip dengan sistem transportasi di negeri ini. Oleh sebab itu, kami tidak bisa pakai menerima anda, nona. Dan saya berani katakan, di negara kami bahkan seluruh Eropa, tidak ada perusahan yg mau menggunakan jasa anda.

Pada saat itu, wanita ini seperti tertampar dan terbangun dari mimpinya dan merasa sangat menyesal. Perkataan manager yang terakhir membuat hatinya bergetar.

MORAL OF THE STORY

Sahabat hebatku,

Dalam kehidupan sosial, Moral dan etika seseorang bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran. Tetapi IQ atau kepintaran bagaimanapun tingginya tidak akan bisa menolong etika yang buruk....

Attitude atau suatu sikap mental menjadi dasar utama keberhasilan kita, oleh sebab itu jangan dianggap remeh. Attitude diibaratkan seperti berkendara dengan ban kempes, dimanapun kita berada, baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan pekerjaan, attitude seseorang akan dengan mudah dirasakan oleh sesama dan orang2 disekeliling kita akan memberikan reaksi yg sama terhadap attitude kita.

Jagalah selalu attitude kita dimanapun karena hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan kita di dalam semua bidang sosial maupun pekerjaan

Selamat menjalani hari yang penuh dengan pengharapan positif dan kegembiraan dalam berusaha.

* Tetap sehat & tetap semangat *

Sejarah Saritem


Konon pada jaman penjajahan dikisahkan;
Lokalisasi yang bernama Saritem ini terletak di suatu stasiun kereta di Bandung. Tepatnya berada di antara Jalan Astana Anyar dan Gardu Jati. Lokasi ini sudah dijadikan sebagai tempat lokalisasi sejak zaman kolonialisme Belanda. Para Pekerja Seks Komersial (PSK) dipajang di setiap rumah dengan menggunakan kebaya khas pribumi. Tempat lokalisasi ini sudah berdiri sejak tahun 1838, kurang lebih tempat ini kini sudah berusia 233 tahun. 


Nyai Saritem dan Sejarahnya Hingga Menjadi Dalang Prostitusi Sejak Zaman Belanda
Nama Saritem diambil dari sebuah nama gadis desa khas Kota Kembang. Saritem memang berparas cantik dan berkulit putih. Pesona kecantikan Saritem seringkali memikat petinggi Belanda di masa itu. Saking tergila-gilanya, Saritem kemudian dijadikannya gundik. Semenjak saat itu, Saritem yang awalnya hanya gadis kampung kemudian menjadi ‘Nyonya Belanda’. Namanya pun berubah menjadi Nyai Saritem.

Nyai Saritem dan Sejarahnya Hingga Menjadi Dalang Prostitusi Sejak Zaman Belanda
Selang beberapa tahun, Nyai Saritem diminta oleh pembesar Belanda tersebut untuk mencari wanita yang bisa diajak kencan oleh para serdadu Belanda yang masih melajang. Kebetulan, pada saat itu daerah Gardu Jati memang dijadikan sebagai markas militer Belanda. Dalam misinya tersebut, Nyai Saritem difasilitasi sebuah rumah yang cukup besar. Semakin hari perempuan-perempuan yang dikumpulkannya semakin banyak. Perempuan-perempuan tersebut berasal dari sekitaran Bandung, seperti Sumedang, Cianjur, Garut, serta Indramayu. Bisnisnya semakin besar, Nyai Saritem semakin terkenal.

Bisnis birahi milik Nyai Saritem ini kemudian semakin berkembang pesat. Pengunjung yang datang tak hanya berasal dari kalangan serdadu lajang. Para prajurit yang sudah lanjut usia juga kerap berkunjung ke tempat ini. Bukan hanya warga Belanda, kalangan pribumi juga tak sedikit yang berkunjung dan mencicipi bisnis Nyai Saritem ini.

Bilih psnasaran, siga naon sih Saritem teh..?!
Tah ieu foto Saritem waktos jamanna..!!
Website counter [Close]