Pengeluaran Atas Nama Sosial yang Tidak Bisa Anda Hindari

Pengeluaran Atas Nama Sosial yang Tidak Bisa Anda Hindari

Annissa Sagita - detikFinance
Jumat, 02 Des 2016 06:32 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta - Hidup di Indonesia di mana masyarakat masih menjunjung tinggi hidup bersosial dan bermasyarakat, masih kental dengan budaya kebersamaan dan gotong royong. Tidak terkecuali soal keuangan, ada pengeluaran-pengeluaran yang bersifat sosial yang sangat sulit untuk Anda hindari.

1. Traktiran
Minimal setahun sekali Anda pasti pernah 'ditodong' traktiran oleh teman-teman. Tentunya di hari ulang tahun. Terkadang Anda tidak bisa menolak jika teman-teman Anda menagih traktiran, pada umumnya karena sebelumnya didahului dengan diberikan kejutan/kue ulang tahun. Biaya traktir ini cukup menguras kantong, namun toh hanya setahun sekali, lagipula suasana hati Anda sedang senang bukan?

Todongan traktiran lain datang jika Anda baru saja naik jabatan, baru saja mendapat proyek/bonus, akan resign, atau bahkan ada kantor/divisi yang akan menagih traktiran apabila Anda baru saja masuk kerja/baru bergabung dengan tim. Sulit dihindari, karena informasi akan tersebar dengan cepat di kantor.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, umumnya hal ini merupakan 'kebiasaan' atau 'budaya' sehingga apabila Anda pernah merasakan ditraktir, akan tiba masanya giliran Anda yang mentraktir.

Tidak hanya berupa makanan, traktiran ini juga bisa membayarkan hiburan seperti karaoke, nonton, permainan yang bisa dimainkan banyak orang (bowling, billiard, futsal dst), bahkan tamasya dan lain sebagainya. Biaya ini pastinya akan berdampak ke keuangan bulanan Anda jika Anda tidak punya simpanan dana/tabungan.

2. Hadiah
Hadiah ulang tahun mungkin tidak sering Anda berikan kecuali ke orang-orang terdekat, atasan atau bawahan Anda yang berkualitas. Namun sudah menjadi kewajiban tidak tertulis bila Anda mengunjungi rekan Anda yang yang baru saja melahirkan, sebaiknya membawa hadiah untuk bayi atau ibunya. Hadiah pernikahan juga tidak terlalu sering Anda berikan, kecuali jika yang menikah adalah orang yang akrab/kekerabatannya dekat dengan Anda seperti teman sepermainan.

Jika anak Anda sudah memasuki usia sekolah TK atau SD, pada umumnya ulang tahun anak Anda dan teman-teman sekelasnya akan dirayakan. Jika teman anak Anda ulang tahunnya dirayakan, tentunya anak Anda harus membawa kado. Jika teman sekelasnya ada 20 orang, maka Anda harus menyiapkan budget untuk membeli 20 kado selama setahun. Bagaimana jika anak Anda yang ulangtahunya dirayakan? Maka pengeluaran Anda pastinya akan lebih besar lagi. Perayaan paling simpel biasanya cukup membawa kue ke sekolahnya, dan tidak lupa menyiapkan souvenir untuk teman-teman sekelasnya, bisa berupa makanan kecil, alat tulis, mainan dan lain-lain. Jika akan dirayakan di rumah, maka akan ada biaya dekorasi, hiburan, makanan, kue dan juga souvenir. Alternatif lain, Anda bisa merayakan di restoran yang menyediakan paket ulang tahun anak-anak.

3. Angpau
Ada berapa banyak undangan pernikahan yang Anda terima akhir tahun ini? Akhir tahun menjadi waktu yang populer untuk banyak pasangan menikah. Sebagai bentuk doa restu, Anda yang diundang tentu harus menyediakan amplop berisi sejumlah uang untuk pengantin yang akan memulai hidup baru. Satu atau dua undangan setiap bulan tentu tidak terlalu berat, namun apabila lebih dari itu bisa saja menjebol keuangan bulanan Anda.

Apabila jabatan Anda dipandang tinggi di kantor, tentu saja ini juga akan berpengaruh kepada besaran jumlah angpau yang Anda berikan. Keluarga pengantin yang memegang adat tertentu akan melabeli amplop angpau Anda dengan nama Anda, supaya ketika lain kali Anda yang mengundang keluarga si pengantin, angpau Anda akan dibalas minimal dengan jumlah yang sama banyaknya. Hal ini tentu saja menjadi pertimbangan untuk menentukan besaran jumlah angpau.

4. Arisan
Arisan lumrah dianggap sebagai ajang untuk berkumpul, sosialisasi dan silaturahmi. Anda bisa saja mengikuti beberapa macam arisan di komunitas yang berbeda-beda, arisan keluarga, teman kantor dan sebagainya. Terkadang alasan untuk ikut serta menjadi anggota beberapa arisan adalah karena ingin lebih akrab dengan komunitas tersebut dan tidak dianggap 'orang luar'.

Selain iuran arisan, akan ada biaya-biaya lain yang timbul karena arisan: biaya makan, biaya tata rias/rambut (bagi para sosialita), dan biaya pembelian barang-barang yang dijual oleh anggota arisan. Karena arisan adalah momen untuk berkumpul, maka beberapa orang akan memanfaatkannya untuk menggelar barang dagangan yang mereka miliki. Jika Anda tidak berdagang, tentu Anda akan menjadi pembeli dan pada umumnya atas nama 'tidak enak'. Selain itu 'para penjual' juga akan mendapatkan untung dengan membandingkan jumlah pembelian satu orang dengan orang lainnya. Namun jika anggota arisan juga 'gengsian', bisa saja membeli karena ingin menunjukkan bahwa dia mampu. Nah, hal ini bisa Anda manfaatkan untuk menjual barang dagangan Anda, manfaatkanlah.

Semua pengeluaran di atas tentu saja bukan 'pengeluaran wajib' yang menjadi kebutuhan, namun ketika datang saatnya dan Anda memilih untuk tidak mengeluarkan uang, Anda bisa dicap pelit. Lalu bagaimana solusinya?

Siapkanlah pos di anggaran bulanan Anda dengan nama pengeluaran sosial, terutama untuk pos hadiah, angpau, juga siapkan lebih banyak apabila mendekati bulan ulang tahun Anda. Anda juga bisa merelakan sebagian bonus Anda untuk traktiran kantor. Apabila jumlahnya cukup banyak, terpaksa Anda harus berhemat dan merelakan gaji bulanan Anda terkuras. Hindari mengambil dari tabungan/pos dana darurat.

Khusus untuk pengeluaran saat arisan, Anda harus bisa menahan gengsi agar tidak membeli lebih dari yang Anda perlukan hanya untuk menunjukkan ke semua teman-teman Anda. Ingat, gengsi adalah penyebab keuangan Anda tidak pernah cukup. Namun apabila lingkungan arisan tersebut tidak sehat dan konsumtif, tidak ada salahnya untuk mencari komunitas dan teman baru lainnya. (wdl/wdl)