Christine Mboma Mengatakan Bagaimana sprinter menanggulangi kejadian buat menang atas Namibia

jacky chung
2 min readDec 16, 2021

bolahokijitu — Kala ia berumur 13 tahun, sahabatnya mulai meninggalkan Christine Mboma untuk alibi yang sangat kejam tetapi saat ini ratu berolahraga Namibia yang tidak terbantahkan merupakan roti panggang suatu bangsa.

Sekembalinya dari Tokyo, di mana dia jadi perempuan Namibia awal yang memenangkan medali Olimpiade, perjalanannya dari lapangan terbang ke bunda kota Windhoek menyoroti perawakannya yang baru ditemui.

Buat ekspedisi sepanjang 45 km memerlukan waktu 3 jam mengingat banyaknya warga yang muncul.

“ Orang- orang meneriakkan nama aku serta berlari, mengejar mobil- itu edan serta mengasyikkan,” kata Mboma, 18, kepada BBC Sport Africa.

Namun 5 tahun yang kemudian, pemandangannya sangat berbeda di pedesaan Namibia utara di mana rumah tangga orang tua tunggalnya sangat miskin sehingga ia berbagi kamar dengan neneknya serta tidur di tempat tidur tanpa kasur.

“ Aku berkembang dengan seseorang bunda tunggal,” kata nominasi Karakter Berolahraga Afrika Tahun Ini dari BBC.” Pada umur 13, bunda aku wafat serta aku wajib tinggal bersama paman serta nenek aku.

“ Seluruhnya berganti serta aku kehabisan banyak sahabat. Sebagian orang tidak menggemari aku sebab aku yatim piatu.”

Jadi yatim piatu dapat jadi pengalaman yang mengasingkan di Afrika mengingat stigma yang kerap berhubungan dengan suasana mereka, dengan sebagian memandang mereka selaku beban keuangan sedangkan yang lain yakin takhayul kalau mereka bawa kemalangan.

Bapaknya sesungguhnya masih hidup namun sehabis meninggalkan ibunya yang cacat, kala Mboma berumur 6 tahun, ia telah lama terletak di luar unit keluarga.

Dengan demikian, Mboma jadi berusia dengan sangat kilat kala tanggung jawab jatuh padanya buat menjaga 2 kerabat kandungnya.

“ Mereka merupakan kanak- kanak aku saat ini. Itu merupakan kehidupan yang susah yang aku jalani- stres, serta cuma memikirkan bunda aku,” katanya.” Aku sedikit tekanan pikiran, kemudian aku mulai olahraga.”

Keahlian atletiknya mengganti hidupnya, tidak cuma secara finansial namun pula secara geografis, mengingat ia saat ini tinggal nyaris 500 kilometer dari rumah bersama pelatihnya Henk Botha serta keluarganya.

“ Dari latar balik yang sangat miskin, Christine hadapi masa- masa susah berkembang serta setelah itu ibunya wafat dikala melahirkan serta kerabat kandungnya pula,” kata Botha, mantan kapten regu rugby Namibia.

“ Ia wajib jadi berusia sebab sistem pendukung saja tidak lumayan. Pada kesimpulannya, seperti itu kepribadian yang kita amati.”

Serta kepribadian apa itu- dalam ekspedisi buat memenangkan perak Olimpiade, anak muda yang berdialog dengan tenang ini menanggulangi larangan yang tidak terduga, badai media, serta pergantian kegiatan, seluruhnya kurang dari sebulan saat sebelum Olimpiade diawali.

--

--